Wednesday, March 03, 2004

Menjadi Raksasa di Bekonscot

Saya menjadi makhluk menjulang tinggi di Bekonscot. Di sana, saya bisa berdiri mengangkangi rumah, melompati sebuah bandar udara dengan hanggar dan pesawat-pesawatnya, juga mengayun tungkai melintasi danau. Ini bukan impian, karena saya berada di Bekonscot Model Village, sebuah miniatur desa di Beaconsfield.

bekonscotLetaknya di Warwick Road, di balik deretan rumah-rumah warga kota Beaconsfield. Kota ini masuk dalam kawasan Buckinghamshire, sekitar satu jam perjalanan darat dari London. Ke sanalah lebih dari 200.000 wisatawan dari berbagai penjuru dunia berkunjung setiap tahunnya. Mereka datang untuk menjadi raksasa.

Juga saya yang datang bersama istri, dan kerabat yang baik: Miya dan Mimi.

Sebuah gerbong kereta bekas menjadi pos pengambilan tiket dan toko cinderamata di depan gerbang masuk Bekonscot. Begitu melangkahi gerbang, kawasan seluas 3.715 meter persegi itu pun terpampang menakjubkam. Semuanya dalam ukuran mini, rumah-rumah hanya setinggi paha orang dewasa.

Menyusuri jalan setapak selebar satu meter, yang tampak pertama kali adalah kebun binatang dengan bebatuan, hutan buatan, telaga dan binatang tiruan dalam aneka gaya. Ada unta, gajah, zebra, burung-burung pinguin, beruang kutub, juga buaya. Anak-anak kecil tampak menyandarkan dada di pagar pembatas sembari menunjuk-nunjuk aneka satwa mini di hamparan rumput di dalamnya.

Dari kebun binatang, jalan akan membelah perkampungan dengan rumah-rumah tua berderet, model rumah zaman Tudor dengan menara asapnya yang khas, atau deretan toko zaman dulu. Sesekali, tampak kereta melintas di rel ganda yang terentang di belakang deretan rumah ini.

Selewat perumahan, jalan menyusuri kaki pebukitan, melintasi stasiun kereta listrik dan kemudian gardu kontrol. Gardu ini adalah satu-satunya bangunan berukuran besar di Bekonscot, karena di dalamnya tersimpan segenap perangkat elektronik yang mengatur gerak laju kereta, lampu, asap pemadam kebakaran dan juga aliran air. Seorang petugas Bekonscot tampak mengamati diagram perjalanan kereta-kereta yang tengah mengelilingi desa liliput ini.

Jalan kecil beraspal akan membawa pengunjung melintasi bandara dan danau tiruan dengan jembatan besi Alexandra Bridge terentang di atasnya yang menjadi jalur rel ganda kereta. Alexandra Bridge ini konon tiruan atas sebuah jembatan besi nun di Australia.

Di sebuah pojok taman, ada bangunan beratap merah yang merupakan miniatur rumah Enid Blyton. Pengarang cerita anak terkenal ini rupanya pernah tinggal di Beaconsfield dan di masa hidupnya (1897-1968) kerap datang ke Bekonscot demi mencari ilham untuk bukunya The Enchanted Village. Untuk mengenangnya, bertepatan dengan peringatan seabad kelahiran Enid Blyton, di tahun 1997, pengelola Bekonscot membangun replika rumahnya.

Di luar bentuknya yang mini, Bekonscot nyaris sebuah kampung yang normal. Ada replika Wichwood Castle, salah satu benteng tertua di Inggris, gereja, kincir angin, taman fantasi anak, stadion dan lapangan sepakbola dan kriket, bahkan tambang batu-bara. Juga ada atraksi "kebakaran" di sebuah rumah beratap ilalang dengan petugas pemadam yang tengah memanjat tangga untuk memadamkan amukan api. Sekitar 3.000 pohon bonsai yang tumbuh dengan terawat dan rapi ditempatkan persis seperti layaknya pohon-pohon besar di sebuah desa.

Melihat aneka bangunan dan obyek di dalamnya, Bekonscot adalah gambaran sebuah desa di Inggris di tahun 1930-an yang terdiri atas kampung-kampung. Ada kampung Greenhaily dengan kebun binatang, kincir angin, puri dan lapangan kriket. Bekonscot sendiri sebagai pusat kota memiliki sebuah bioskop, pasar, kincir air dan pelabuhan. Di selatan ada kampung Southpool yang memiliki kolam pemancingan lengkap dengan pelabuhan dan pengisian bahan bakar. Agak di pinggir ada Hanton dengan lapangan terbang perintis, lahan pertanian, pasar malam, dan rumah model Enid Blyton. Lalu Splashynge yang menjadi lokasi pasar, pantai dan jembatan Sydney. Terakhir, ada kampung Evenlode yang memiliki stadion sepakbola, kanal, pacuan kuda dan tambang batubara.

Bekonscot adalah taman mini tertua di antara 16 taman serupa di seluruh dunia. Ia dimulai dari kegemaran Roland Callingham akan model-model mini. Roland, seorang akuntan, pindah ke Beaconsfield dari Ascot di tahun 1910. Pada mulanya, ia membeli sepetak tanah dekat rumahnya untuk taman tempat ia menjamu tamu dan di sudutnya ia membuat lapangan tenis serta kolam renang kecil.

Untuk memperindah taman ini, ia membangun tiruan rumah-rumah di zaman itu di pinggirnya. Ternyata, ia menikmati rumah-rumah skala kecil ini. Diubahnya kolam renang tadi menjadi danau tiruan dan ditambahkannya jalan di sana-sini. Jadilah sebuah desa liliput. Ia memberi nama taman itu Bekonscot yang ia ambil dari nama Beaconsfield dan Ascot, dua kota yang pernah ia tinggali.

Belakangan, Roland kemudian mengerjakannya dengan serius. Seorang kawannya, James Shilcock kemudian menambahkan tiruan jalur kereta api mengelilingi taman. Pekerjaan itu memakan waktu sepanjang musim panas. Panjang rel ganda mengelilingi Bekonscot tidak tanggung-tanggung: 455 meter dengan tujuh stasiun. Semuanya bekerja seperti aslinya, di sana-sini ada persilangan seperti rel yang sebenarnya, ada terowongan menembus perut gunung, juga ada rel yang melayang di atas jembatan yang melintasi danau. Setiap kereta digerakkan dengan tenaga listrik 28 volts. Ada tujuh sampai 10 kereta yang bisa berjalan bersamaan berkeliling desa. Kereta-kereta di Bekonscot setiap tahunnya menempuh jarak 25.000 kilometer mengelilingi taman -- jarak yang jika diluruskan melebihi satu putaran permukaan bumi.

Roland mulai membuka tamannya untuk umum di tahun 1929. Pengunjung tak dipungut bayaran sama sekali. Ia hanya meletakkan sebuah kotak derma yang hasilnya untuk disumbangkan ke yayasan amal. Tapi pengelolaan Bekonscot yang profesional membutuhkan biaya juga. Maka tiga tahun kemudian, pengunjung taman mini ini pun dipungut bayaran.

Tak dinyana, pengunjung Bekonscot membludak dari seluruh penjuru Inggris. Termasuk keluarga kerajaan. Di tahun 1934, Putri Elizabeth (kini Ratu Elizabeth II) diantar ibunya merayakan ulang tahun yang kedelapan di Bekonscot. Dua tahun kemudian, Raja George VI berkenan datang pula ke taman ini, dipandu Roland Callingham.

Tahun ini adalah perayaan 75 tahun dibukanya Bekonscot. Dalam catatan pengelola taman, semenjak dibukanya pada tiga perempat abad silam, Bekonscot sudah dikunjungi lebih dari 13 juta pengunjung dari seluruh penjuru dunia.

Daya tarik Bekonscot rupanya membuat banyak negara lain membangun taman mini pula. Saat ini, di luar Bekonscot, sudah berdiri pula 15 taman mini lain di berbagai negara. Salah satu yang terkenal adalah Madurodam di Scheveningen, negeri Belanda.

Terima kasih untuk Miya dan Mimi yang telah berkenan mengantar kami menikmati Bekonscot, menjadi raksasa di negeri liliput ini.