Di sini orang-orang sangat sopan, tak terbilang kata thank you, sorry, atau excuse me yang saya dengar setiap hari. Mereka selalu mendahulukan yang tua, anak-anak, atau orang cacat. "Please offer your seat to those less able to stand," begitu tertulis di setiap dinding bis.
Nenek-nenek, dengan tongkat atau kursi roda bermesin, bisa berkelayapan sepanjang hari. Hanya hujan dan udara dingin yang menjadi alasan mereka untuk tinggal di rumah. Di jalan, ada banyak yang bersedia menolong. (Kalau di Makassar sudah masuk Buser dia).
Tiba-tiba saja, saya merasa kesulitan mendefinisikan keramahan orang Indonesia. Senyum tapi tidak memberi jalan.
Saturday, November 15, 2003
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment