Bulan Ramadhan kian menua. Ini pekan ketiga, tapi suasana menjelang Natal lebih dominan. Di mana-mana, di jalan, televisi, katalog-katalog, ada iklan penawaran hadiah Natal.
Tapi saya hendak bercerita tentang rumah. Orang Inggris sangat mengutamakan pelayanan umum. Di rumah, ada air panas, air dingin. Yang dingin bisa langsung diminum. Masak tinggal putar, karena gas mengalir langsung ke dapur dari pusatnya. Tidak ada ganti-ganti tabung. Ada mesin cuci.
Rumah yang lengkap begini, membuat hidup di London menjadi ringan dan tidak mahal -- asal mau memasak. Dan di kota inilah saya belajar memasak, kegiatan yang hanya pernah saya tekuni setengah hati di masa kecil dan di zaman susah di pondokan mahasiswa Tamalanrea, Makassar.
Yang jelas, saya bersyukur tinggal di kota ini. Di Inggris, ada sekitar 3.000 pelajar dan mahasiswa Indonesia. Mereka tersebar di 18 kota, dari Liverpool, Leeds, Manchester. Nah, yang di London ada sekitar 500 orang.
Sunday, November 16, 2003
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment