Wednesday, August 04, 2004

Bertemu Ronald dan Amanda di Friendster

Ronald dan Amanda adalah dua anggota Friendster. Keduanya saling memuji. Lalu Ronald membunuh Amanda

AmandaSecara pribadi saya tidak mengenal Amanda dan Ronald, dua nama yang kini menempati halaman depan koran-koran Indonesia. Amanda Devina, perempuan 22 tahun ini tewas dibunuh Ronald Johanes P Aroean (23) pada hari Rabu 28 Juli lalu.

Saya membaca beritanya sekilas, tapi kemudian iseng-iseng menelisik Friendster, jaringan perkawanan global lewat internet. Dan, saya menemukan keduanya: Amanda dan Ronald. Jarak saya dan keduanya jauh, pada tiga dan empat perantara.

Keduanya rupanya aktif di Friendster. Semenjak menjadi anggota Maret 2004, Amanda sudah punya 40 kawan, di antaranya ya, Ronald. Ia juga memajang empat buah foto warna close-up, dengan gaya yang nyaris sama: wajah manis yang menyunggingkan senyum. Ia terakhir menengok halamannya pada 23 Juli lalu, lima hari menjelang kematiannya yang mengenaskan itu.

Pada bagian profil, Amanda menyatakan status dirinya yang sedang menjalin hubungan dengan seseorang (in a relationship). Ia juga menyebut dirinya sebagai Terrano rally driver (Bintaro-Grogol) pada setiap pukul 05.30. Tentu yang ia maksudkan adalah perjalanan rutinnya mengemudi Terrano silver B 1167 QU dari rumahnya di Villa Bintaro Regency, Tangerang, ke kampus Universitas Trisakti di Grogol, Jakarta Barat. Seorang kawan prianya dalam halaman testimonial menyebut Amanda sebagai "tebengan sejati".

Amanda juga pecinta buku, kucing, dan film kartun, musik slow dan rock, hiphop, punk, tapi tidak suka musik indie. Film-film yang ia sukai terutama Shrek, Lion King, dan Finding Nemo.

Yang sedikit menyentak adalah buku-buku yang ia sukai: buku-buku tentang pembunuhan (about murder!) dan chick-literature.

Ada tiga kawan yang menuliskan kesannya tentang Amanda di halaman testimonial, salah satunya adalah Ronald sendiri. Kekasihnya ini menuliskan komentar pada 28 Maret 2004, dengan nada datar. "Amanda... rumah jauh. (kalo dari rumah gua sih) ato rumah gua yang jauh yah? Baik. Makan lumayan banyak. Kalo jalan ama dia, gak usah bawa jam. Mau tau kenapa. Tanya aja ama orangnya. Mirip Becky Tumewu atau Ivy Batuta yah? Baek. Baek. Baek. dan Baek."

Itulah komentar Ronald tentang Amanda. Komentar yang mengesankan keakraban mereka sejak awal.

RonaldRonald mendaftar di Friendster sejak Maret 2004. Bahkan, ia masih mengunjungi halamannya pada hari Kamis 29 Juli atau sehari setelah ia membunuh Amanda. Ia memang lebih aktif dari Amanda. Sejauh ini, Ronald telah memiliki 173 kawan, termasuk sang kekasih sekaligus korbannya, Amanda.

Ronald yang berkacamata memajang lima buah foto. Foto utama berupa foto hitam putih separuh badan, memegang gitar seperti tertidur sembari menoleh ke kanan. Juga ada fotonya yang tengah tersenyum gembira, berada di atas pohon mengenakan celana bermotif macan tutul, serta sebuah foto tengah memegang papan selancar di sebuah pantai.

Anehnya, Ronald menyebut statusnya masih terbuka. Ia menyukai segala jenis musik, termasuk yang disebutnya musik gondang dan tagading. Ia juga senang membaca komik, cerita Tarombo si Raja Batak, buku sejarah bergambar 30 Tahun Indonesia Merdeka, dan Alkitab. Film-film yang disenanginya adalah Titanic, The Passion of The Christ, The Bodyguard serta film-film dokumenter. Ia menyukai program televisi "yang tidak mengganggu kesehatan jiwa dan raga".

Dari 33 kawan yang menuliskan kesan tentang Ronald, salah satunya adalah Amanda. Dan, inilah testimonial Amanda tentang Ronald yang ia tuliskan pada 2 April 2004: "Kesan pertama baru kenal dia sih serem. Pas udah kenal ternyata serem banget! Apalagi kalo 1 (satu -Red) mobil bareng dia, trus di depan ada metromini ngetem. Tanpa malu-malu dia langsung buka kaca mobil terus ngegedor-gedor mobil sambil teriak-teriak dengan bahasa leluhurnya "Hei, minggir kau!" langsung jiper gua... Tapi kalo gak ketemu metromini ngetem dia sih orangnya baik. Mau nolongin orang. Diajak serius bisa, diajak gokil bisa. Cuma satu jeleknya: biang telat! Haram hukumnya buat Ronald berangkat ke kampus sebelum matahari nongol. Bukan begitu bukan."

Membaca kesan Amanda ini, lagi-lagi saya menangkap nuansa betapa dekatnya mereka. Nasib berkata lain. Amanda ditemukan telah tewas dalam mobil Nissan Terrano miliknya di pinggir jalan di Bandung. Ia tewas dicekik. Tersangka pembunuhnya adalah Ronald.

.: catatan: artikel ini dimuat di Harian KOMPAS, 5 Agustus 2004

No comments: