Sunday, January 18, 2004

Tintin di London (2)

Toko cinderamata Tintin memperingati ulang tahun sang tokoh dengan diskon Tintinabilia.

The Tintin Shop

Sudah sebulan terakhir rangkaian kembang terentang menutupi tulisan pada singkap depan toko di pusat kota London itu. Hanya papan persegi yang terpasang di dindingnya yang menjadi penanda sebagai toko cinderamata. Tapi dari jauh, wajah pria berjambul dan seekor anjing lucu menggigit tulang di papan itu akrab benar di mata pengunjung: Tintin dan Snowy.

Ya, itu memang plang nama khas The Tintin Shop, kedai cinderamata sang wartawan di komik idola jutaan orang di dunia. Toko ini menyediakan Tintinabilia -- begitu para penggemar menyebut segala pernak-pernik tentang Tintin.

The Tintin Shop terletak di Floral Street, jalan kecil berbata di Covent Garden, kawasan turis terkenal di London. Ia menempati lantai dasar sebuah bangunan berlantai empat, diapit butik-butik busana di kiri-kanannya. Toko ini tak seberapa besar, bagian depannya hanya selebar tiga meter. Toh, ia menonjol dengan nuansa biru gelap pada dinding luarnya.

Sejak pekan lalu, kaca depannya juga tampak lebih semarak oleh tulisan warna-warni merah-kuning-biru: 1929-2004. Tintin, 75 Years of Adventure. Begitu cara The Tintin Shop merayakan ulang tahun sang tokoh. Dan semarak toko ini juga mengundang turis yang lalu-lalang. Apalagi, memperingati 75 tahun petualangan Tintin, sepanjang Januari 2004, toko ini menawarkan harga diskon 20 persen untuk seluruh barang.

Ketika saya melangkah ke dalam toko itu, Jumat 16 Januari siang, suasana ulang tahun mendominasi ruang kecil yang hanya seluas tiga kali tujuh meter. Lemari kayu yang menempel ke seluruh dindingnya penuh dengan poster Tintin berbingkai dalam aneka pose yang dijual dengan harga rata-rata 20 pounds. Di antara rak-rak itulah, aneka Tintinabilia terpajang: boneka-boneka Tintin dan Snowy yang menyerupai gambar-gambar di komik petualangannya, kalender, video, gantungan kunci, jaket dan kaos, gambar tempel, dan tentu saja buku-buku tentang Tintin dan kelahirannya di tangan komikus Belgia, George Remi alias Herge.

Di salah satu rak, Tintin dan Snowy tampak menjulurkan kepalanya dari balik bejana keramik Cina, pose yang menyerupai gaya Tintin di petualangannya dalam cerita Lotus Biru. Juga ada boneka kawan-kawan Tintin: Snowy, detektif kocak Thomson dan Thompson, Kapten Haddock, dan tentu saja, tokoh jenius yang pikun sahabat Tintin, Profesor Cuthbert Calculus.

Di tengah toko, hanya ada sebuah etalase sekaligus meja kasir setinggi pinggang. Dua wanita ñ pelayan dan kasir -- berdiri di baliknya. "Hanya sekecil ini ruangannya. Kami lebih banyak melayani penjualan online di internet," kata Sarah, kasir toko Tintin.

Jumat siang kemarin, belasan orang tengah bersempit-sempit di dalam toko ini. Sembari antre membayar, para pengunjung yang tentu saja penggemar Tintin ini tampak mengamati dua boneka putih Snowy serta tiga replika roket berwarna merah putih di atas etalase. Dalam cerita Penjelajahan di Bulan, Tintin dan Snowy berkelana ke angkasa dan mendarat di bulan dengan roket buatan Profesor Calculus ini di tahun 1954.

The Tintin Shop di London adalah toko cinderamata pertama Tintin di dunia. Toko milik Moulinsart, penerbit Tintin ini berdiri di tahun 1984. Ia mendompleng ketenaran komik-komik Herge yang telah terjual lebih dari 200 juta di seluruh dunia dan telah diterjemahkan ke 60 bahasa.

Agak aneh, karena dalam 24 seri petualangannya di lima benua dan angkasa luar, Tintin tak pernah datang ke London (lihat Tintin di London) Toh, ia punya banyak penggemar di kota ini.

Setelah mendirikan The Tintin Shop di London yang ternyata laris, Moulinsart kemudian membangun enam toko serupa di Brussel, Taipei dan Tokyo. Di luar itu, masih ada 260 kios kecil yang tersebar di banyak kota di dunia, 177 di antaranya di Perancis dan 51 di Belgia. Seluruh toko dan kios cinderamata Tintin ini dikelola dalam manajemen waralaba yang disebut Espace Tintin. Entah apa alasannya, Moulinsart tak membuka tokonya di Jakarta, kota yang juga memiliki banyak penggemar Tintin.

Toko-toko ini sekaligus menjual secara lengkap komik-komik petualangan Tintin. Termasuk, tentu saja, dua yang tak pernah beredar di Indonesia, seri pertama The Adventures of Tintin in the Land of the Soviets yang terbit 1929, Tintin in the Congo yang terbit 1931, dan seri terakhirnya, Tintin and the Alpha-Art. Seri Tintin terakhir hanya berupa sketsa yang tak selesai oleh Herge yang meninggal di tahun 1983. Toh, ia tetap diterbitkan dalam bahasa Perancis di tahun 1986.

Seri terakhir ini baru saja diluncurkan dalam bahasa Inggris pada 9 Januari lalu dan telah dipajang di salah satu rak The Tintin Shop di Covent Garden.

Jika tak mau bersusah-susah membaca, The Tintin Shop juga menjual kisah petualangan Tintin dalam kemasan compact disk dan kaset video. Dan jika enggan berbelanja, memandangi Tintinabilia -- pernak-pernik Tintin, Snowy dan kawan-kawannya di rak-rak dan etalase The Tintin Shop -- cukuplah membawa ingatan ke wartawan muda berjambul yang jenaka, cerdik dan pemberani itu.

arungtasik@any-mail.co.uk

No comments: