Monday, December 29, 2003

Ersa, Kesakitanmu....

.

Entah bagaimana engkau menghabiskan malam-malammu enam bulan ini. Nun di belantara Aceh, saya membayangkan engkau hidup hanya bersama salak senjata, tiris air nira, sekerat daging menjangan dan hanya sebentuk harapan. Selebihnya adalah kelebatan para serdadu.

Ersa Siregar, kita memang tak akrab benar. Lagipula, usia kita terpaut jauh, dalam hidup dan karir. Saya mengenalmu hampir sepuluh tahun lalu, di Makassar. Masihkah kau ingat perjalanan ke Toraja dulu itu? Engkau terlihat begitu ceria, dengan busana khasmu yang santai: celana khaki, kaus oblong, sesekali dengan rompi dan kalung RCTI. Engkau senior yang teramat rendah hati.

Kemudian, saya ke Jakarta juga. Kita hanya sesekali bertemu. Hanya bertukar sapa, lalu saling berlalu.

Wajahmu kembali akrab di benakku mendengar engkau dalam sekapan serdadu Aceh Merdeka. Lalu kemarin, kabar itu datang menghentak. Engkau tewas diterjang timah panas di sebuah pojok rimba. Di pinggir rawa-rawa. Duhai, kesakitanmu Ersa.

Saya tahu engkau seorang jurnalis sejati, laki-laki yang menemukan gairah liputan di daerah bergolak, tempat dentuman senjata seperti tak punya jeda, tempat anak-anak bisa menandai jenis senapan dari bunyi letupan. Seperti di Aceh, negeri yang sudah lebih satu abad lamanya menjadi rumah bagi peluru dan serdadu. Tentu di sana engkau sering mendengar kalimat yang jenaka namun getir: "Ini memang hanya perang-perangan, tapi matinya sungguhan."

Engkau pada akhirnya ikut pula bermain perang-perangan. Tapi rupanya itu bukan palagan mainan tempat serdadu Aceh dan tentara Indonesia sekadar bermain petak-umpet. Ada meriam dan mortir, ada ranjau dan bom. Semuanya sungguhan.

Dan engkau tertangkap. Semula, saya percaya benar, engkau pada akhirnya akan dibebaskan. Toh kata orang Aceh: pat ujeuen nyang han pirang, pat prang nyang han reuda. Tak ada hujan yang tak berhenti, tidak ada perang yang tak reda.

Tapi kapan? Dan engkau, Ersa Siregar, sudah telanjur tewas. Sungguh, tak bisa kulukiskan kesedihanku ini. Selamat Jalan, Kawan.



arungtasik@any-mail.co.uk

No comments: